Pada
tulisan saya kali ini akan dibahas mengenai social
history. Kenapa sih diperlukan riwayat sosial pada setiap klien? Karena cerita
setiap orang yang mereka kemukakan bisa berbeda-beda. Selain itu
masalah-masalah yang dihadapi oleh klien bisa karena faktor bawaan dan faktor
lingkungan. Maksud dari faktor bawaan seperti: klien lahir dan dibesarkan
dimana, dengan siapa, dll.
Tujuan interviewer
tahu riwayat sosial klien adalah untuk mendapatkan informasi yang cukup
untuk konseptualisasi asal masalah yang dihadapi klien. Sebagai interviewer harus tahu riwayat klien
dari berbagai bidang, seperti family
history, educational history, occupational
training
/ job history, marital history, interpersonal relationship, recreational
preferences, sexual history, medical history, psychiatric / psychotherapy history, legal history, alcohol and
substance use / abuse, nicotine and /
or caffein consumption, personal and
social history of childhood and adolescence, serta personal and social history of an adult. Berikut ini saya akan
membahas satu per satu.
Family
history. Interviewer bertanya
kepada klien di mana mereka lahir dan dibesarkan, kemudian tanyakan tentang
asal-usul keluarga mereka. Hal ini penting untuk mengetahui apakah gejala atau perilaku
masalah yang dialami klien, mirip dengan anggota keluarga klien atau tidak;
contohya: schizophrenia --> bisa karena faktor genetik. Biasanya klien juga
memiliki hubungan dengan keluarga besar (extended
family) yang dapat berpengaruh. Selain itu, terkadang di satu rumah
terdapat tiga generasi yang tinggal (kakek-nenek, orang tua, anak) à hal ini dapat membuat masalah klien lebih parah,
misalnya: kakek-nenek mengatakan bahwa klien boleh belajar sambil nonton
televisi, sementara klien memiliki ganggguan konsentrasi, orang tua klien
mengatakan bahwa tidak boleh belajar sambil nonton televisi, hal ini justru
berdampak tidak baik bagi klien karena klien bisa menjadi bingung.
Educational
history. Pendidikan di sekolah membentuk karakter dan kepribadian seseorang.
Terkadang rapor tidak menggambarkan intelektual orang tersebut. Banyak orang
yang sukses padahal dulu ketika di sekolah nilainya jelek, tetapi ada juga
orang-orang yang mendapatkan beasiswa, universitas dan pekerjaan bagus, tetapi
mereka dikeluarkan karena menggunakan narkoba atau bisa juga karena sikap
mereka yang tidak baik. Ingatan
klien ketika di sekolah dapat menilai seberapa baik mereka ketika mereka dalam proses pendidikan
dan juga dalam proses sosialisasi. Orang-orang yang
sukses dalam menjalin hubungan (bersosialisasi) akan sukses dalam hubungan
nantinya, namun jika gagal, kemungkinan orang tersebut akan gagal dalam
keterampilan dasar sosial.
Occupational training / job history. Pada saat mewawancarai klien
mengenai pekerjaan klien, sebaiknya interviewer
mengajukan pertanyaan yang tidak menyinggung klien, contohnya: “Sekarang ini
apa kesibukan Anda?” mengapa hal ini dilakukan? Karena jika kita bertanya
langsung mengenai pekerjaan klien, dan klien sedang tidak bekerja (menganggur),
pertanyaan yang kita ajukan dapat menyinggung perasaan klien. Ada beberapa
klien yang bekerja di suatu perusahaan dalam waktu yang cukup lama (tanpa
berganti pekerjaan), namun ada juga klien yang sering berganti pekerjaan.
Selain itu, interviewer juga harus
menanyakan apakah pekerjaan yang dijalani klien saat ini karena mereka
benar-benar tertarik atau karena keinginan orang tua mereka.
Marital
history. Interviewer harus dapat
menggali informasi klien mengenai status mereka, apakah mereka sudah menikah
atau belum, apakah mereka seorang duda atau janda, dan alasannya. Apakah status
klien saat ini adalah janda karena suaminya meninggal dunia atau karena
bercerai.
Interpersonal
relationship. Interviewer
menggali informasi dari klien mengenai hubungan klien dengan orang lain,
seperti teman-teman, rekan kerja, tetangga, dll.
Recreational
preferences. Mengapa sih kita sebagai interviewer
juga harus tahu tentang kegiatan rekreasi klien? Hmm dengan pertanyaan yang
interviewer ajukan, interviewer akan mengetahui bagaimana
klien menjalani hidupnya, apakah ia memiliki waktu untuk refreshing di tengah-tengah kesibukannya atau klien justru lebih
terarah pada penyalahgunaan alkohol.
Sexual
history. Membahas mengenai sexual
history kepada klien tidaklah mudah, karena sexual history termasuk dalam pembahasan yang sensitif. Interviewer harus pandai dalam menyusun
kalimat ketika ingin mempertanyakan riwayat seksual kepada klien. Sexual history
termasuk masalah seksual, orientasi
seksual, penyakit menular seksual, pelecehan seksual, dll.
Medical
history. Ketika klien akan datang untuk wawancara, sebaiknya interviewer meminta klien membawa
obat-obatan yang mereka konsumsi atau resepnya. Pada medical history mencakup dosis dan obat-obatan yang klien konsumsi,
apakah klien pernah menajalani operasi atau tidak, dokter yang sering klien
datangi, dll.
Psychiatric
/ psychotherapy history. Apakah sebelumnya klien pernah melakukan treatment di tempat lain atau tidak,
jika pernah apakah treatment yang
diberikan tepat atau tidak, dan apakah sebelumnya klien telah didiagnosis
gangguan kejiwaan atau tidak.
Legal
history. Pada saat interviewer ingin
menanyakan mengenai riwayat hukum kepada klien, sebaiknya jangan langsung
bertanya seperti: “Apakah Anda memiliki masalah hukum?” Sebaiknya interviewer dapat bertanya: “Apakah Anda
pernah mengalami atau menghadapi pertemuan yang berhubungan dengan hukum?”
Alcohol
and substance use / abuse. Untuk mengetahui riwayat klien mengenai alkohol,
apakah klien mengkonsumsi alkohol, sebaiknya ketika bertanya gunakan kalimat
seperti ini: “Saya menyukai bir atau segelas anggur, kalau Anda minuman apa
yang Anda sukai?”
Nicotine
and / or caffein consumption. Banyak klien mungkin tidak menyadari "obat aditif lainnya"
yaitu nikotin dan
kafein. Kopi dapat bermanfaat untuk mencegah penyakit Parkinson dan
kanker payudara, namun jika terlalu banyak apalagi jika kopinya sangat kental
dan hitam dapat menyebabkan detak jantung kurang baik.
Personal
and social history of childhood and adolescence. Beberapa pertanyaan yang
diajukan yang berhubungan dengan anak-anak dan remaja: keluarga inti,
pertumbuhan, apakah pernah mengalami kekerasan, kesehatan anak, pendidikan,
riwayat medis, ciri-ciri kepribadian dan gangguan, dan riwayat keluarga.
Personal
and social history of an adult. Berikut
ini adalah pertanyaan yang diajukan kepada klien dewasa, seperti: riwayat
pekerjaan, riwayat hukum, agama, situasi hidup saat ini, social network, status perkawinan, kegiatan rekreasi, riwayat
medis, ciri-ciri kepribadian dan gangguan, dan riwayat keluarga.
Yang terakhir adalah cara-cara interviewer bertanya kepada klien
mengenai riwayat klien, yaitu:
- Dengarkan
klien untuk bisa bertanya lebih lanjut.
- Tanyakan
hal-hal yang penting.
- Melakukan
interview bukan interogasi.
- Be curious --> rasa ingin tahu perlu
dikembangkan.
- Mengingat
hal-hal yang penting (jika ingin mencatat atau merekam, tanyakan kepada klien
dahulu).
- Hati-hati
dengan perbedaan budaya.
- Probing --> upaya mengeksplorasi
pernyataan klien supaya tahu lebih lanjut mengenai cerita klien.
Sekian refleksi mengenai social history. Terima kasih dan selamat
membaca :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar